Wednesday, 21 May 2014

Mengubah Dunia? Cobalah Ubah Diri Sendiri

            Al kisah, ada seorang pemuda yang sedang duduk terlamun menatap langit biru, tiba-tiba terlentas dipikirannya akan dunia dimasa depan. Pemuda tersebut bertekad akan mengubah dunia ini, ia bosan dengan hal-hal buruk yang dilakukan masyarakat dunia, penjajahan, rasisme, diskriminasi agama, kemiskinan dan terorisme. Semua hal buruk tersebut akan ia hapuskan dengan berbagai macam ide dan pergerakan yang telah ia rancang. Namun, lambat laun ia merasa, ide dan pergerakannya belum mengubah dunia ini. Ia pun mempersempit tekadnya untuk mengubah negaranya.

            Negara yang selama ini ia berada tidak kalah bobroknya. Korupsi, politik uang, bahkan janji-janji pemimpin tidak ada yang terlaksana ada dinegaranya. Dengan tekad yang masih kuat, ia ingin sekali mengubah negeranya dengan ide dan pergerakan yang telah ia rancang sebelumnya. Namun, lambat laun ia merasa, usaha yang ia lakukan belum membuahkan hasil, ia terlalu kecil untuk negara yang besar ini. Maka ia pun mempersempit tekadnya untuk mengubah kotanya.

            Kota tempat tinggalnya selama ini juga tidak kalah bobroknya. Pemimpin yang mencuri uang rakyat, proyek pembangunan kota yang tidak pernah rampung hingga nepotisme selalu menjadi isu negatif yang terdengar dari masyarakat dikota itu. Tapi, waktu terus berjalan, umurnya tidak lagi muda, langkahnya tidak segesit dahulu, dan sekali lagi ia mempersempit tekadnya untuk mengubah keluarganya.

            Keluarganya pun sudah terlanjut bobrok akibat kesibukannya mengubah dunia, negara dan kota sehingga keluarganya tidak terurus dengan baik. Istrinya menjadi pembangkang dan berselingkuh, anak-anaknya menjadi pecandu narkoba dan terjangkit HIV. Itu semua akibat kurang perhatian darinya selaku kepala keluarga. Disaat seperti ini, cukup sulit membangun keharmonisan rumah tangga. Kemudian ia tersadar akan suatu hal.

            Sebelum mengubah dunia, sebelum mengubah negara, sebelum merubah kota bahkan sebelum mengubah orang disekitar kita, terlebih dahulu kita mengubah diri sendiri. Lakukan hal yang kecil namun intens agar dapat mengubah pola kebobrokan yang telah membudaya. “Andai dahulu yang pertama sekali ku ubah adalah diriku sendiri, maka dengan menjadikan diriku sebagai panutan, mungkin aku bisa mengubah keluargaku, Lalu berkat inspirasi dan dorongan mereka, bisa jadi aku pun mampu memperbaiki kotaku,  kemudian siapa tahu kotaku menjadi kota teladan diseluruh wilayah negara ini dan dijadikan percontohan, maka secara tidak langsung aku telah mengubah negara ini, kemudian siapa tahu aku bahkan bisa mengubah dunia ini”

            Coba bayangkan jika Thomas Alva Edison tidak bisa menaklukkan kegagalan dirinya ketika sedang melakukan eksperimen bola lampu. Akankah dunia seterang hari ini? Coba bayangkan juga bagaimana jika Kolonel Sanders tidak bisa mengubah sudut pandangnya tentang bisnis restoran dan memaksakan untuk tetap membuka restorannya yang kurang laku akibat proyek jalan tol pemerintah, akahkah franchise KFC akan tersebar kemana-mana seperti hari ini?

            Dunia ini menawarkan banyak perubahan yang sangat menantang untuk diikuti tiap harinya. Tapi sekali lagi kita musti sadar. Sebelum kita turut serta dalam perubahan itu, terlebih dahulu kita musti mampu menaklukkan diri kita sendiri.

            To be continue...

Leave a comment