Sunday, 28 September 2014

Perjuangan Masuk Kuliah

15-18 April 2013  (Ujian Nasional tingkan SMA/sederajat)
Selesai mengikuti UN 2013, aku berkeinginan untuk bimbel di Jakarta untuk persiapan ujian tulis SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri), tepatnya di bimbel GO (Ganesha Operation). Tanggal 27 April 2013 aku berangkat dari Banda Aceh ke Jakart, di Jakarta aku tinggal di rumah kakak kandung.
29 April 2013
Hari dimana aku mulai belajar intensif untuk ujian tulis SBMPTN, disana aku mulai melihat banyak saingan. Mulai dari orang Padang, Palembang, bahkan orang Jakarta, tapi aku bertekat untuk tidak akan kalah dengan orang-orang itu. Hari demi hari aku terus belajar untuk bisa lolos di tes tersebut, agar cita-cita aku bisa terwujud, yaitu masuk ke Universitas Indonesia. Tetapi aku juga tidak berhenti berharap dan berdoa agar bisa lulus melalui jalur undangan SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri).

18 Mei 2013
Pada tanggal itu, SMA aku menyelenggarakan acara perpisahan, sehingga aku harus merelakan untuk tidak belajar pada hari itu dan pulang 1 hari sebelum tanggal tersebut. Dengan tema acara SMANTIG CRUCERO, itu salah satu acara yang sangat berarti bagi aku, itu karena aku sangat disambut kembali oleh teman-teman iPad seperjuangan. Kelas kami menampilkan Smantig Award. Videonya di bawah ini
http://youtu.be/EQuG6DGOW94
Perpisahan bukan untuk ditangisi, karena setiap ada pertemuan maka akan ada perpisahan, sudah saatnya kami Smantig 13 meninggalkan sekolah tercinta dan lanjut ke pendidikan yang lebih tinggi. Aku pun akan meninggalkan keluarga di Banda Aceh, teman-teman yang sangat berarti dan kota kelahiran aku, aku harus berangkat lagi ke pulau seberang, pulau Jawa.




24 Mei 2013
Hari pengumuman Ujian Nasional, ketika itu isu beredar bahwa Aceh dan Papua memiliki peserta yang terbanyak tidak lulus UN, aku sempat takut akan hal tersebut, takut diantara teman teman aku ada yangg tidak lulus UN. Untuk aku sendiri, aku optimis lulus UN :D Teman teman aku yang di Banda Aceh melakukan party seperti hal nya anak SMA, yaitu mencoret coret baju seragam, akan tetapi karena aku tidak berada ditempat, aku hanya menitipkan satu seragam SMA aku untuk ditanda tangani oleh teman teman.
27 Mei 2013
Menjadi salah satu hari yang terpenting, yaitu hari pengumuman SNMPTN. Aku sangat ketakutan ketika itu, takut tidak lulus terutama. SNMPTN hanya boleh memilih 2 Universitas dengan masing-masing universitas boleh mengambil 2 jurusan. Ketika itu aku memilih UI (Universitas Indonesia) jurusan Teknik Mesin dan Teknik Lingkungan, dan Universitas UNSYIAH (Syiah Kuala) jurusan Kedokteran dan Teknik Mesin. Alhamdulillah aku lulus, tapi di universitas yang tidak aku impikan. Aku lulus di Teknik Mesin Universitas Syiah Kuala.
 Semua orang bertanya, “bagaimana, kamu ambil yang di UNSYIAH atau ikut SBMPTN?” ketika itu aku bener benar galau, berkat nasehat dari abang aku, aku akhirnya memutuskan untuk ikut SBMPTN dengan alasan aku ingin seperti kakak dan abang aku yang bisa merantau, ingin belajar mandiri di pulau orang, aku ingin belajar cara berpikir orang yang ada di pulau itu, dan banyak hal lainnya. Setelah memutuskan alasan tersebut, mulai muncul pernyataan lainnya, “Kenapa dulu pilih UNSYIAH yang ada dikampung halaman?, kasihan lho yang mau milih itu karena kamu udah lulus tapi gak kamu ambil”. Mentor bimbelku bilang “ya itu pilihanmu, yang pasti SNMPTN itu hak semua siswa SMA, jadi tak ada lagi namanya BLACKLIST sekolah akibat menolak undangan itu”.
18-19 Juni 2013
Bimbel telas usai, selama 6 minggu belajar intensif di GO. Saatnya aku bertempur, tes tulis SBMPTN diselenggarakan 2 hari, hari pertama yaitu tes potensi akademik (TPA) dan tes ilmu dasar (matematika dasar, bahasa indonesia, dan bahasa inggris). Hari kedua yaitu pengetahuan IPA (Matematika IPA, Fisika, Kimia, dan Biologi) karena semua pilihan di jurusan IPA yaitu Teknik Mesin, Sistem Informasi, dan Teknik Lingkungan, ketiga pilihan aku ambil di UI. 2 hari yang melelahkan telah dilewati, berharap agar tes SBMPTN dapat lulus dipilihan manapun.
30 Juni 2013
Meskipun telah mengikuti tes tulis SBMPTN, aku akui, aku masih was-was dengan hasil yang ada, karena itu aku tetap mengikuti SIMAK (Seleksi Masuk UI), yaitu jalur tes tulis khusus yang langsung diselenggarakan oleh UI. Walaupun di SIMAK UI bisa memilih 7 jurusan, aku hanya mengambil 4, yaitu Teknik Mesin, Sistem Informasi, Teknik Lingkungan, serta Teknik Mesin paralel. Tes SIMAK UI walaupun sehari, akan tetapi tipe soalnya 2 kali lipat dari tes SBMPTN. Perlu aku akui lagi, aku lebih pesimis dengan tes SIMAK tersebut.
8 Juli 2013
Waktu terus berjalan, hingga tiba saatnya hari penentuan, penentuan kelulusan dari tes SBMPTN. Kali pertama di layar muncul tulisan “maaf anda tidak lulus SBMPTN 2013”. Hancur hati abang dekkkkkkk, tak mampu berkata-kata lagi, rasanya lebih dari patah hati. Papa yang paling shock ketika aku tidak lulus, sedangkan 2 sepupu aku sudah lulus di jurusan yang benar-benar mereka inginkan. Papa juga sudah hampir putus asa karena pandangan aku di tes SIMAK. Hari itu masih sedikit bisa tersenyum karena ada kata-kata penyemangat dari keluarga dan teman-teman iPad. Para iPaders juga ada beberapa yang juga belum lulus, dan aku tau betul perasaan mereka, karena aku mengalaminya.
15 Juli 2013
Pagi itu, ada sebuah email masuk, email dari Universitas Trisakti, isinya mengabarkan bahwa aku lulus di Teknik Mesin melalui seleksi rapor pada grade A. Alhamdulillah aku sudah memiliki tempat kuliah, walaupun keingin aku tetap ingin kuliah di universitas negeri, terutama di UI.
19 Juli 2013
Aku masih percaya akan doa, sebelum tanggal ini, aku selalu berdoa agar pada tes SIMAK, dituliskan kata-kata selamat, tapi pada kenyataannya yang muncul lagi lagi kata maaf. Sempat terfikir, mungkin ini karma bagi aku karena dulu pernah aku tolak undangan di SNMPTN, mungkin tahun ini tidak kuliah di universitas negeri, itu yang terlintas difikiranku ketika itu. Kakak ku mengingatkan, jangan berputus asa, masih ada 1 tes terakhir, tes PKM (Program Kemitraan dan Mandiri) yang diseleksi oleh ITS Surabaya (Institut Teknologi Sepuluh Nopember).
27 Juli 2013
Ini merupakan pengumuman yang terakhir pada tes PKM, tes tersebut tidak melakukan tes tulis lagi, melainkan menggunakan nilai tes SBMPTN yang lalu. Sama seperti SBMPTN, jurusan yang aku pilih ketika itu teknik mesin, sistem informasi, dan teknik lingkungan. Alhamdulillah aku lulus di teknik lingkungan ITS, akan tetapi itu membuat aku bimbang untuk memilih pilihan yang ada. Pilihan 1, di Universitas Trisakti dengan jurusan yang aku impikan, Teknik Mesin tetapi dengan status universitas swasta. Pilihan 2, di ITS dengan jurusan yang tidak begitu aku impikan, Teknik Lingkungan akan tetapi dengan status institut negeri.
Setelah melewati keadaan yang tidak lulus-lulus, sekarang aku dihadapi dengan keadaan harus memilih salah satu tempat kuliah. Kuliah di Trisakti yang dekat dengan keluarga di Jakarta, atau kuliah di ITS yang jauh dari keluarga di Surabaya. Aku sendiri yang harus memilih dimana aku kuliah kedepannya, mendengar nasehat keluarga untuk shalat istiqarah. Aku pun shalat istiqarah 2 rakaat pada malam hari dan berdoa agar diberikan pencerahan agar tidak salah memilih.
Ketika pagi, papa menelfon menanyakan apa pilihan yang akan aku ambil, aku bilang “aku akan kuliah di Surabaya di jurusan Teknik Lingkungan”. Ketika ditanyakan apa alasannya, aku tidak bisa menjawab, aku memilih bukan karena ada alasan lain-lain, tapi hatiku udah mantap untuk memilih ITS. Akhirnya semua menyetujui aku kuliah di Surabaya, yaa walaupun itu sangat jauh dari kampung halaman, tapi keluargaku sudah terbiasa merantau jauh.
13 Agustus 2013
Pertama kali bagiku menginjakkan kaki di Jawa Timur, khusunya kota pahlawan, Surabaya, dan disinilah perjuangan merantau yang sebenarnya dimulai...

Dari pengalaman aku diatas, guna menyempurnakan dari tulisan yang dulu aku tulis dengan judul “Di Balik Doa Yang Tidak Terkabul”. 
Seperti fikiranku dulu, ITS dan jurusan Teknik Lingkungan bukan hal yang aku impikan, tapi aku bersyukur sekali bisa belajar ditempat ini, memiliki teman-teman yang baru, dan memperkaya pengalaman. Aku juga belum bisa membayangkan apa jadinya kalau saja dulu yang aku pilih itu Universitas Trisakti.
Pembaca yang baik hatinya, dihidup yang singkat ini, penulis berpesan beberapa hal, jangan pernah takut untuk mencoba dan memilih, dan jangan pula menyesali apapun yang telah kamu coba ataupun yang telah kamu pilih. Tuhan selalu memberikan yang terbaik bagi umatnya., percayalah.

Leave a comment