15-18 April
2013 (Ujian Nasional tingkan
SMA/sederajat)
Selesai
mengikuti UN 2013, aku berkeinginan untuk bimbel di Jakarta untuk persiapan
ujian tulis SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri), tepatnya di
bimbel GO (Ganesha Operation). Tanggal 27 April 2013 aku berangkat dari Banda
Aceh ke Jakart, di Jakarta aku tinggal di rumah kakak kandung.
29 April
2013
Hari dimana
aku mulai belajar intensif untuk ujian tulis SBMPTN, disana aku mulai melihat
banyak saingan. Mulai dari orang Padang, Palembang, bahkan orang Jakarta, tapi aku
bertekat untuk tidak akan kalah dengan orang-orang itu. Hari demi hari aku
terus belajar untuk bisa lolos di tes tersebut, agar cita-cita aku bisa
terwujud, yaitu masuk ke Universitas Indonesia. Tetapi aku juga tidak berhenti
berharap dan berdoa agar bisa lulus melalui jalur undangan SNMPTN (Seleksi
Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri).
18 Mei 2013
Pada
tanggal itu, SMA aku menyelenggarakan acara perpisahan, sehingga aku harus
merelakan untuk tidak belajar pada hari itu dan pulang 1 hari sebelum tanggal
tersebut. Dengan tema acara SMANTIG CRUCERO, itu salah satu acara yang sangat
berarti bagi aku, itu karena aku sangat disambut kembali oleh teman-teman iPad
seperjuangan. Kelas kami menampilkan Smantig Award. Videonya di bawah ini
http://youtu.be/EQuG6DGOW94
http://youtu.be/EQuG6DGOW94
Perpisahan
bukan untuk ditangisi, karena setiap ada pertemuan maka akan ada perpisahan,
sudah saatnya kami Smantig 13 meninggalkan sekolah tercinta dan lanjut ke
pendidikan yang lebih tinggi. Aku pun akan meninggalkan keluarga di Banda Aceh,
teman-teman yang sangat berarti dan kota kelahiran aku, aku harus berangkat
lagi ke pulau seberang, pulau Jawa.
24 Mei 2013
Hari
pengumuman Ujian Nasional, ketika itu isu beredar bahwa Aceh dan Papua memiliki
peserta yang terbanyak tidak lulus UN, aku sempat takut akan hal tersebut,
takut diantara teman teman aku ada yangg tidak lulus UN. Untuk aku sendiri, aku
optimis lulus UN :D Teman teman aku yang di Banda Aceh melakukan party seperti
hal nya anak SMA, yaitu mencoret coret baju seragam, akan tetapi karena aku
tidak berada ditempat, aku hanya menitipkan satu seragam SMA aku untuk ditanda
tangani oleh teman teman.
27 Mei 2013
Menjadi
salah satu hari yang terpenting, yaitu hari pengumuman SNMPTN. Aku sangat
ketakutan ketika itu, takut tidak lulus terutama. SNMPTN hanya boleh memilih 2
Universitas dengan masing-masing universitas boleh mengambil 2 jurusan. Ketika
itu aku memilih UI (Universitas Indonesia) jurusan Teknik Mesin dan Teknik
Lingkungan, dan Universitas UNSYIAH (Syiah Kuala) jurusan Kedokteran dan Teknik
Mesin. Alhamdulillah aku lulus, tapi di universitas yang tidak aku impikan. Aku
lulus di Teknik Mesin Universitas Syiah Kuala.
Semua orang
bertanya, “bagaimana, kamu ambil yang di UNSYIAH atau ikut SBMPTN?” ketika itu aku
bener benar galau, berkat nasehat dari abang aku, aku akhirnya memutuskan untuk
ikut SBMPTN dengan alasan aku ingin seperti kakak dan abang aku yang bisa
merantau, ingin belajar mandiri di pulau orang, aku ingin belajar cara berpikir
orang yang ada di pulau itu, dan banyak hal lainnya. Setelah memutuskan alasan
tersebut, mulai muncul pernyataan lainnya, “Kenapa dulu pilih UNSYIAH yang ada
dikampung halaman?, kasihan lho yang mau milih itu karena kamu udah lulus tapi
gak kamu ambil”. Mentor bimbelku bilang “ya itu pilihanmu, yang pasti SNMPTN
itu hak semua siswa SMA, jadi tak ada lagi namanya BLACKLIST sekolah akibat
menolak undangan itu”.
18-19 Juni
2013
Bimbel
telas usai, selama 6 minggu belajar intensif di GO. Saatnya aku bertempur, tes
tulis SBMPTN diselenggarakan 2 hari, hari pertama yaitu tes potensi akademik
(TPA) dan tes ilmu dasar (matematika dasar, bahasa indonesia, dan bahasa
inggris). Hari kedua yaitu pengetahuan IPA (Matematika IPA, Fisika, Kimia, dan
Biologi) karena semua pilihan di jurusan IPA yaitu Teknik Mesin, Sistem
Informasi, dan Teknik Lingkungan, ketiga pilihan aku ambil di UI. 2 hari yang melelahkan
telah dilewati, berharap agar tes SBMPTN dapat lulus dipilihan manapun.
30 Juni
2013
Meskipun
telah mengikuti tes tulis SBMPTN, aku akui, aku masih was-was dengan hasil yang
ada, karena itu aku tetap mengikuti SIMAK (Seleksi Masuk UI), yaitu jalur tes
tulis khusus yang langsung diselenggarakan oleh UI. Walaupun di SIMAK UI bisa
memilih 7 jurusan, aku hanya mengambil 4, yaitu Teknik Mesin, Sistem Informasi,
Teknik Lingkungan, serta Teknik Mesin paralel. Tes SIMAK UI walaupun sehari,
akan tetapi tipe soalnya 2 kali lipat dari tes SBMPTN. Perlu aku akui lagi, aku
lebih pesimis dengan tes SIMAK tersebut.
8 Juli 2013
Waktu terus
berjalan, hingga tiba saatnya hari penentuan, penentuan kelulusan dari tes
SBMPTN. Kali pertama di layar muncul tulisan “maaf anda tidak lulus SBMPTN 2013”.
Hancur hati abang dekkkkkkk, tak mampu berkata-kata lagi, rasanya lebih dari
patah hati. Papa yang paling shock ketika aku tidak lulus, sedangkan 2 sepupu aku
sudah lulus di jurusan yang benar-benar mereka inginkan. Papa juga sudah hampir
putus asa karena pandangan aku di tes SIMAK. Hari itu masih sedikit bisa
tersenyum karena ada kata-kata penyemangat dari keluarga dan teman-teman iPad. Para
iPaders juga ada beberapa yang juga belum lulus, dan aku tau betul perasaan
mereka, karena aku mengalaminya.
15 Juli
2013
Pagi itu,
ada sebuah email masuk, email dari Universitas Trisakti, isinya mengabarkan bahwa aku lulus di Teknik Mesin melalui seleksi rapor pada grade A. Alhamdulillah aku sudah memiliki tempat kuliah, walaupun keingin aku tetap ingin kuliah di
universitas negeri, terutama di UI.
19 Juli
2013
Aku masih
percaya akan doa, sebelum tanggal ini, aku selalu berdoa agar pada tes SIMAK,
dituliskan kata-kata selamat, tapi pada kenyataannya yang muncul lagi lagi kata
maaf. Sempat terfikir, mungkin ini karma bagi aku karena dulu pernah aku tolak
undangan di SNMPTN, mungkin tahun ini tidak kuliah di universitas negeri, itu
yang terlintas difikiranku ketika itu. Kakak ku mengingatkan, jangan berputus
asa, masih ada 1 tes terakhir, tes PKM (Program Kemitraan dan Mandiri) yang
diseleksi oleh ITS Surabaya (Institut Teknologi Sepuluh Nopember).
27 Juli
2013
Ini
merupakan pengumuman yang terakhir pada tes PKM, tes tersebut tidak melakukan
tes tulis lagi, melainkan menggunakan nilai tes SBMPTN yang lalu. Sama seperti
SBMPTN, jurusan yang aku pilih ketika itu teknik mesin, sistem informasi, dan
teknik lingkungan. Alhamdulillah aku lulus di teknik lingkungan ITS, akan
tetapi itu membuat aku bimbang untuk memilih pilihan yang ada. Pilihan 1, di
Universitas Trisakti dengan jurusan yang aku impikan, Teknik Mesin tetapi
dengan status universitas swasta. Pilihan 2, di ITS dengan jurusan yang tidak
begitu aku impikan, Teknik Lingkungan akan tetapi dengan status institut
negeri.
Setelah melewati
keadaan yang tidak lulus-lulus, sekarang aku dihadapi dengan keadaan harus memilih
salah satu tempat kuliah. Kuliah di Trisakti yang dekat dengan keluarga di
Jakarta, atau kuliah di ITS yang jauh dari keluarga di Surabaya. Aku sendiri
yang harus memilih dimana aku kuliah kedepannya, mendengar nasehat keluarga
untuk shalat istiqarah. Aku pun shalat istiqarah 2 rakaat pada malam hari dan
berdoa agar diberikan pencerahan agar tidak salah memilih.
Ketika pagi,
papa menelfon menanyakan apa pilihan yang akan aku ambil, aku bilang “aku akan
kuliah di Surabaya di jurusan Teknik Lingkungan”. Ketika ditanyakan apa
alasannya, aku tidak bisa menjawab, aku memilih bukan karena ada alasan
lain-lain, tapi hatiku udah mantap untuk memilih ITS. Akhirnya semua menyetujui
aku kuliah di Surabaya, yaa walaupun itu sangat jauh dari kampung halaman, tapi
keluargaku sudah terbiasa merantau jauh.
13 Agustus
2013
Pertama
kali bagiku menginjakkan kaki di Jawa Timur, khusunya kota pahlawan, Surabaya,
dan disinilah perjuangan merantau yang sebenarnya dimulai...
Dari pengalaman
aku diatas, guna menyempurnakan dari tulisan yang dulu aku tulis dengan judul “Di
Balik Doa Yang Tidak Terkabul”.
Seperti fikiranku dulu, ITS dan jurusan Teknik
Lingkungan bukan hal yang aku impikan, tapi aku bersyukur sekali bisa belajar
ditempat ini, memiliki teman-teman yang baru, dan memperkaya pengalaman. Aku juga
belum bisa membayangkan apa jadinya kalau saja dulu yang aku pilih itu
Universitas Trisakti.
Pembaca yang
baik hatinya, dihidup yang singkat ini, penulis berpesan beberapa hal, jangan
pernah takut untuk mencoba dan memilih, dan jangan pula menyesali apapun yang
telah kamu coba ataupun yang telah kamu pilih. Tuhan selalu memberikan yang
terbaik bagi umatnya., percayalah.



